Minggu, 09 Mei 2010

renungan

Terasa tidak cukup space dan waktu untuk mengupas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia Pendidikan Tinggi. Apa yang ada yang konon disebut sebagai unaccredited Universities/Colleges, adalah merupakan ekses dari perkembangan dunia Pendidikan di era globalisasi ini. Ternyata di era modern seperti ini banyak orang yang masih menganggap gelar Universitas diatas segalanya, sehingga banyak orang yang tidak dengan teliti memaknainya, dan kemudian berusaha untuk memperolehnya dengan cara mudah, dan tempatnya adalah Universitas diatas, yang sengaja didirikan oleh mereka yang hanya menempatkan uang diatas segalanya.

Walaupun pengelola site ini, tidak terlalu setuju dengan semua isi dari Diploma Mills Listnya Mr. Alan Contreras, tetapi jika kita simak jumlah yang baru di muat adalah lebih dari 500 unit Universitas dan Colleges sebagian besar dari jumlah tersebut di kelola di Amerika.Ironi memang Amerika yang mengklaim sebagai yang terbaik didunia pendidikan, ternyata menjadi sarang operasional Diploma Mills. Atau memang semua sebutan itu adalah bagian dari peperangan kompetisi Pendidikan Tinggi, yang sudah menjadi komoditi export tersebut.

Pertanyaanya adalah mengapa otoritas akreditasi yang ada di Amerika atau para pemilik Universitas ini tidak mengajukan permohonan untuk mendapatkan akreditasi, seperti misalnya DETC atau lembaga lembaga akreditasi yang diakui oleh CHEA, sehingga Universitas Universitas ini mendapatkan status dan pada gilirannya masyarakat dunia mendapatkan jaminan atas pelayanannya. Kita semua tidak bisa menjawab dengan pasti. Mungkin saja karena Universitas Universitas mana belum memenuhi persyaratan atau memang tidak hendak mengajukan akreditasi, karena dengan bebas tanpa akreditasi mereka bisa menawarkan programnya dengan murah?.

Banyak contoh telah terjadi, dan ironinya sasaran pasar Universitas semacam ini adalah masyarakat dunia yang kelasnya diatas rata rata kelas masyarakat di negerinya, mereka adalah pengusaha, pejabat dan penguasa. Untung karena sasarannya bukanlah anak anak muda yang masih membutuhkan pengakuan atas ijasah kesarjanaanya.

Mari kita telusuri dan kita jadikan apa yang bisa dibaca sebagai bahan untuk mengingatkan tetangga jika mereka terlanjur dan atau akan terjerembab ke dalam kubangan Diploma Mills.

Ada satu hal lagi, bahwa untuk mengirim anak anak kita ke Luar negeripu saat ini harus extra hati hati, terutama didalam memilih sekolah atau College, karena jika kita tidak berhati hati, maka kita akan menyesal di kemudian hari, bukan saja karena waktu dan biaya, tetapi karena anak anak kita akan menjadi korban.

Di Australia misalnya, Pendidikan Tinggi sudah menjadi Industri utama, bayangkan jika mahasiswa asing saat ini sudah lebih dari 500,000 orang.Berapa banyak uang yang diperoleh Australia. namun demikian ditengahr maraknya perkembangan terdapat celah celah yang dimanfaatkan oleh pengelola atau pemilik Lembaga Pendidikan Tinggi(setingkat Tafe College), yang memanfaatkan lembaganya hanya untuk kepentingan mereka yang hendak masuk ke Australia dengan Visa pelajar/Students, dan sama sekali tidak memperhatikan mutu pelayanan dan managemen operasional lembaganya. Maka baru baru ini Pemerintah Australia dengan segera mengambil kebijakan mereformasi kebijakan Industri Pendidikan Tingginya, karena terbukti dalam waktu yang cukup singkat telah banyak lembaga lembaga Pendidikan Tinggi yang kolaps. Inilah sebuah resiko kemajuan, dan ini adalah urusan dalam negeri Australia, namun saat ini sekali lagi dibutuhkan kehati hatian didalam mengirim anak, baik ke Australia ataupun ke Malaysia.

Jalan yang terbaik tentu Pemerintah menyemarakkan apa yang dikenal sebagai Dual Degree programs dalam berbagai systemnya, boleh saja 100% program diselenggarakan di Indonesia dan atau 50% di Indonesia lainnya di negeri dimana Universitas stau College berada, dengan demikian kita bisa mengkontrol legalitas Lembaga International tersebut sebelum dilaksanakannya implementasi perjanjian dual degree atau apapun namanya. dan pihak Pemerintah berperan aktif sebagai supervisor dan penerima laporan baik sebelum atau sedau pelaksanaan program. Dengan keleluasaan ini maka bukan tidak mungkin kitapun akan menjadi negara pengekspor Pendidikan Tinggi.